Saturday, April 04, 2009

Rintihan Subuh.......

Pada pagi itu,seperti mana pagi2 yang lain,aku menyambut kedatangan seorang tetamu tetapku." Assalamualaikum" ,seru Subuh." Wa'alaikumsalam" ,sahutku.Dan kami terus berpelukan,tanda rindu serta kasih sayang.Kutanya khabar subuh,bagaimana keadaannya mengembara dari satu tempat ke satu tempat." Tadi...",kata Subuh dengan sayu,"...aku baru saja melintasi satu tempat.Kucari tempat persinggahan, ku ketuk rumah2 yang sunyi,tapi satupun yang tiada mahu menerimaku sebagai tetamu."Dan airmata Subuh pun berlinangan. "Subuh,usah kau pedulikan mereka,bukankah aku menyambutmu dengan penuh rasa kegembiraan? Subuh mengangkat mukanya seolah2 teringat sesuatu."Oh ya,tadi aku lalu di suatu tempat yang tanahnya disebalik sungai.Orang2nya sepertimu,menyambut ku dengan pebuh kesukaan,menjamuku dengan pelbagai hidangan yang lazat serta mengiurkan.Hidangan yang paling aku suka adalah buah Tahajjud,puas kucari dibumi lain,tapi jarang kujumpa.Di situ aku meratah buah Tahajjud dengan puas dengan leka".Dan Subuh merenung mataku mengharapkan sesuatu.Aku fahami maksud Subuh."Maaf Subuh,aku tiada menanam pohon Al-Lail,jadi aku tidak dapat menghidangkanmu dengan buah yang kau sukai.Tapi aku ada roti Shiyam",cadangku pada Subuh.Subuh menolak dengan hormat."Roti itu ada tuan punya",kata Subuh."Adakah kau mahu manisan Zikir?"rayuku pada Subuhu."Baiklah, ambilkan aku sedikit,serta bawakan aku segelas Air Mata Tangisan",pinta Subuh.Aku agak sugul,bagaimana harusku beritahu pada Subuh,yang Mata Air Tangisan sudah hampir kering akibat kemarau Maksiat yang Berpanjangan?Aku terkejut.Perigi tersebut hampir separuh penuhnya.Dan aku berdetik didalam hati,adakah ini tanda kemarau akan berakhir?Tanpa berlengah lagi kubawa Air tersebut pada Subuh,tetamu yang kusanjungi,dan kusuakan manisan yang dipintanya.Selesai menjamah kesemuanya,Subuh pun melirikkan sebuah senyuman."Subuh...",seruku, "...mahukah kau tinggal selamanya denganku?Aku memerlukan teman dalam kesunyian.Akan kulayan kau dengan sebaiknya,wahai subuh".Subuh tersenyum lagi menandakan permintaanku tidak akan terpenuhi."Aku perlu menziarahi ramai orang,dan ramai lagi yang memerlukan kehadiranku untuk mengubati rindu mereka,sepertimana aku menguliti mimpimu".Dan aku akur dengan penjelasan Subuh."Subuh" ,...seruku lagi bila melihat Subuh bersiap untuk pergi,"Sudikah kau menziarahiku lagi esok hari?"."InsyaAllah" ,jawab Subuh,"...bukankah aku kekasih yang kau rindui?".Subuh berangkat dengan lambat tetapi tetap."Assalamulaikum" ,seru Subuh." Wa'alaikumsalam" ,jawabku kembali.Dan mataku terus meniti langkah Subuh,yang semaik laju dengan setiap langkah.Dan akhirnya Subuh menghilang dari pandang

Salam islam
B.a.B.A.N.a.E.L.a.H A.L F.a.R.a.F.i .S.h.A.h.&.N.a.I.L.u.l A.m.A.n.I

Dahsyatnya Proses Sakaratul Maut

“Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejab, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian sendiri”. (Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan). Datangnya Kematian Menurut Al Qur’an :1. Kematian bersifat memaksa dan siap menghampiri manusia walaupun kita berusaha menghindarkan resiko-resiko kematian.Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS Ali Imran, 3:154)2. Kematian akan mengejar siapapun meskipun ia berlindung di balik benteng yang kokoh atau berlindung di balik teknologi kedokteran yang canggih serta ratusan dokter terbaik yang ada di muka bumi ini.Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (QS An-Nisa 4:78)3. Kematian akan mengejar siapapun walaupun ia lari menghindar.Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS al-Jumu’ah, 62:8)4. Kematian datang secara tiba-tiba.Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS, Luqman 31:34)5. Kematian telah ditentukan waktunya, tidak dapat ditunda atau dipercepatDan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS, Al-Munafiqun, 63:11) Dahsyatnya Rasa Sakit Saat Sakaratul MautSabda Rasulullah SAW : “Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi)Sabda Rasulullah SAW : “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari)Atsar (pendapat) para sahabat Rasulullah SAW . Ka’b al-Ahbar berpendapat : “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa”.Imam Ghozali berpendapat : “Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki”.Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. “Wahai manusia !”, kata pria tersebut. “Apa yang kalian kehendaki dariku? Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku.”Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang. Mustafa Kemal Attaturk, bapak modernisasi (sekularisasi) Turki, yang mengganti Turki dari negara bersyariat Islam menjadi negara sekular, dikabarkan mengalami proses sakaratul maut selama 6 bulan (walau tampak dunianya hanya beberapa detik), seperti dilaporkan oleh salah satu keturunannya melalui sebuah mimpi.Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak. Demikianlah rencana Allah. Wallahu a’lam bis shawab.Sakaratul Maut Orang-orang ZhalimImam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang zhalim.. Allah SWT pun memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu didepan satu dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak sadarkan diri. Setelah sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu.Kisah ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik paksa roh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar roh (yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita ibarat melepas akar serabut-serabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah yang terbuat dari timah keras.Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS Al-An’am 6:93)(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); "Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun". (Malaikat menjawab): "Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan". Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu. (QS, An-Nahl, 16 : 28-29)Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zhalim, si malaikat akan berkata, “Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa hadir kami ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik ! “ Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu. Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tak seorangpun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka”. Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang zhalim di neraka, “Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka”. Naudzu bila min dzalik!Sakaratul Maut Orang-orang Yang BertaqwaSebaliknya Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum.Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki.. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Assalamu alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (QS, An-Nahl, 16 : 30-31-32)Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan surga yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya, “Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa menunggumu”.Wallahu a’lam bish-shawab.Semoga kita yang masih hidup dapat selalu dikaruniai hidayah-Nya, berada dalam jalan yang benar, selalu istiqomah dalam keimanan, dan termasuk umat yang dimudahkan-Nya, selama hidup di dunia, di akhir hidup, ketika sakaratul maut, di alam barzakh, di Padang Mahsyar, di jembatan jembatan Sirath-al mustaqim, dan seterusnya.Amin !

Salam islam
B.a.B.A.N.a.E.L.a.H A.L F.a.R.a.F.i .S.h.A.h.&.N.a.I.L.u.l A.m.A.n.I

mengapa perlu cium anak??

Pada Sesiapa yang ada anak tu, ciumlah anak jangan jemu...never realized that cium anak has tremendous pahala towards the parents.
Yang tak de anak tu, cepat-cepatla buat anak, yang belum kawin tu cepat-cepatla kawin?..boleh buat anak. Yang belum ramai anak tu, cepat-cepat la ramaikan anak??
Keistimewaan yang bakal diperolehapabila anak-anak anda boleh digelar kanak-kanak atau kupu-kupu syurga. Barangsiapa yang mengembirakan anak perempuannya, darjatnya seumpama orang yang sentiasa menangis kerana takutkan Allah. Orang yang menangis takutkan Allah diharamkan oleh Allah akan api neraka ke atas tubuhnya. Ciumlah anakmu kerana pahala setiap ciuman itu dibalas dengan satu darjat syurga. Nisbah di antara dua darjat ialah 500 darjat. Syurga itu ialah sebuah kampung kesenangan, tiada masuk ke dalamnya melainkan orang yang menyukai kanak-kanak. Barangsiapa keluar ke pekan Muslim dan membeli barang-barang dan kembali ke rumah dengan buah tangan untuk anak-anaknya, nescaya mendapat rahmat daripada Allah dan tidak diseksa di Akhirat kelak. Muliakan anak-anak dengan mengajar mereka adab dan ilmu agama Barangsiapa memuliakan anak-anaknya dalam keadaan jahil dia turut menanggung tiap-tiap dosa yang dilakukan oleh anaknya itu dan barangsiapa membekalkan anaknya itu turut diperolehinya. Aqrak pernah terlihat Nabi SAW mencium cucu baginda Hassan. Aqrak berkata; "Anakku sepuluh orang banyaknya, namun tiada seorang pun yang pernah aku cium." Sabda Nabi SAW; "Orang yang tidak menyayangi tidak pula akan disayangi." Barangsiapa ke pasar dan membeli sesuatu barang untuk ahli keluarganyadan dia memikulnya ke rumah; pahalanya seperti dia memikul sedekah untuk orang yang sangat berhajat. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barangsiapa menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail. Seorang lelaki bertanya; "Ya Rasulullah, kepada siapakah harus akuberbakti? " Jawab baginda; "Berbaktilah kepada ibu bapamu." Kata lelaki itu lagi; "Ibu bapaku sudah tiada lagi." Sabda Nabi SAW; "Kalau begitu berbaktilah kepada anakmu, ibubapa berhak terhadap dirimu dan anakmu pula berhak ke atas dirimu." Wallahualam bissawab

Salam islam
B.a.B.A.N.a.E.L.a.H A.L F.a.R.a.F.i .S.h.A.h.&.N.a.I.L.u.l A.m.A.n.I

Tuhan Tidak Melupai Perbuatan Si Zalim

Dunia ini jika diciptakan Allah tanpa diiringi dengan Hari Akhirat, tentulah kehidupan ini amat mengecewakan banyak manusia.. Apa tidaknya, entah berapa ramai insan yang dizalimi haknya sedangkan dia tidak dapat menuntutnya kembali disebabkan kedhaifan dirinya, atau keadaan yang tidak membelanya.

Sehingga ada insan yang dijatuhkan maruahnya, ditipu atau diceroboh hartanya, disiksa jasad, bahkan dibunuh tubuhnya secara zalim. Tanpa kesalahan, tanpa kejahatan, tanpa dosa yang menghalalkan itu semua. Namun dek dia manusia bawahan, atau keadaan yang tidak membolehkan dia mempertahankan dirinya maka dia terpaksa mengharungi kekejaman ke atas dirinya. Tercungap-cungap tanpa pembelaan. Lantas dia pergi meninggalkan dunia ini sebagai insan teraniaya tanpa dibela.

Jikalah dunia berakhir dengan sebuah kematian di bumi semata, tanpa manusia dibangkitkan semula dan dihitungkan segala amalan dan kerjanya, tentulah kehidupan ini sesuatu yang amat tidak adil. Atau kehidupan ini hanyalah pentas drama kezaliman dan penindasan semata. Namun Maha Suci Tuhan dari menjadikan kehidupan sia-sia. Firman Allah: (maksudnya) maka apakah patut kamu menyangka bahawa Kami hanya menciptakan kamu dengan sia-sia dan kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?” Maka Maha Tinggilah Allah Yang Menguasai seluruh alam, lagi Yang Maha Benar; tiada yang diabdikan diri melainkan Dia, Tuhan Yang mempunyai ‘arasy yang mulia (Surah al-Mukminun ayat: 115-116).

Saya pernah melawat beberapa kota-kota tamadun lama. Antaranya saya melihat tempat yang pada zaman dahulu para pembesar mereka menjadikan perlawanan manusia menentang singa sebagai majlis hiburan dan keramaian. Penentang singa itu mungkin seorang manusia yang tidak ada kesalahan, namun dia dipilih untuk dijadikan bahan hiburan. Ketika bergelut mempertahankan nyawanya digelanggang yang disediakan, orang ramai bersorak sorai kegembiraan menyaksikan pertandingan maut itu. Entah berapa ramailah yang mati dalam kesedihan yang memuncak disebabkan hilangnya nilai keinsanan dan kezaliman yang tidak bertepi.

Demikian juga jika kita baca sejarah perhambaan yang pernah dilakukan oleh bangsa kulit putih terhadap kulit hitam. Begitu kezaliman kuasa-kuasa imperialis yang menceroboh dan menindas bangsa-bangsa yang lemah. Wanita mereka dirogol, anak-anak mereka dibunuh dan negara mereka dimusnahkan. Demikian kezaliman sesetengah pemerintah di dunia terhadap rakyat yang tidak berdosa. Sesetengahnya tanpa kesalahan, tanpa campur tangan dalam sebarang percaturan politik pun, tiba-tiba dimangsakan.

Saya baru-baru ini ketika bersolat di Masjidil Haram berbual dengan seorang warga Iraq. Dia dan keluarganya menjadi mangsa kekejaman pemerintah mereka yang lepas. Tidak kerana dia terlibat dengan politik, tetapi disebabkan ada keluarga mereka yang terlibat lalu semua mereka disiksa dengan penuh kezaliman. Saya katakan kepadanya; “pemimpin awak telah pun pergi menemui Allah”. Dia menjawab: “Ya, dia telah pun hilang dari muka bumi ini, namun kekejaman yang pernah dilakukan terus terpalit dalam sanubari kami yang pernah dimangsakan dan yang dosa itu dibawa pergi menemui Allah oleh mereka yang dikorbankan olehnya sebelum kematiannya.”

Saya memandang wajahnya yang barangkali menyimpan lautan kepahitan kezaliman terhadap dirinya, anak perempuannya dan insan-insan yang dia sayangi. Saya tidak pasti sejauh mana kebenaran ceritanya. Namun yang pasti ramai manusia yang melakukan kezaliman telah pun melupai mangsanya, namun insan yang dizalimi tidak pernah lupa. Sudah pasti Allah tidak akan lupa perbuatan si zalim.

Teringatlah saya firman Allah: (maksudnya) Dan janganlah kamu menyangka bahawa Allah lalai akan apa yang dilakukan oleh orang-orang yang zalim; Sesungguhnya Dia hanya melambatkan balasan mereka hingga ke suatu hari yang padanya terbeliak kaku pemandangan mereka, (kerana gerun gementar melihat keadaan Yang berlaku). (dalam pada itu) mereka terburu-buru (menyahut panggilan ke padang Mahsyar) sambil mendongakkan kepala mereka dengan mata tidak berkelip, dan hati mereka yang kosong (kerana bingung dan cemas) (Surah Ibrahim 42-43).

Ya, ramai orang zalim telah melupai mangsa mereka. Bahkan sebahagian mereka tidak mengenali pun siapakah mangsa mereka. Ketika mereka bergolek dalam keseronokan, mangsa-mangsa mereka merintih penderitaan dan kesakitan. Lihatlah berapa ramai pemaju perumahan yang berarak ke sana-sini sedangkan pembeli-pembeli rumah yang ditipu atau terbengkalai terus menderita dek penipuan tersebut. Mungkin mereka tidak kenal pun bagaimanakah rupa si pemaju dan si pemaju pun tidak kenal rupa mereka. Namun Allah tidak pernah lalai dan alpa atas apa yang dilakukan.

Entahkan berapa ramai pula manusia yang ditipu harta dan wangnya disebabkan kesilapannya atau kedajalan otak si penipu yang pintar. Barangkali mereka tidak pernah bertemu muka, namun Allah tidak alpa. Entah berapa ramai insan yang dicemari maruahnya. Dibuat dan direka cerita palsu mengenai dirinya. Lalu disebarkan di kalangan orang ramai. Ramai pula masyarakat yang percaya terutama jika si mangsa orang yang ada nama. Ini kerana tabiat ramai manusia suka melihat kejatuhan orang lain. Maka mata-mata manusia memandangnya dengan sinis. Terpinga-pinga dia dan bertanya: siapakah yang memulakan cerita dusta ini yang aku menderita kerananya? Tersenyum barangkali si pereka cerita disebabkan dia tidak dapat dikesan. Namun Allah Maha Mengetahui segalanya dan tidak pernah lupa.
Entah berapa ramai pula insan yang dicedera atau dibunuh tanpa dia sempat mengenali siapakah si penjenayah yang menzaliminya. Namun Allah Maha Memerhati segalanya. Sehingga saya pernah menyebut: entah berapa ramai yang menaiki kereta dengan kesombongannya meredak becak atau lopak di jalan lalu mencemari pakaian si hamba Allah yang berjalan di tepi atau menaiki motorsikal. Menangislah dan meratap si mangsa atas kekotoran bajunya. Dia barangkali tidak sempat pun memerhati wajah si pemandu, namun Allah tidak akan lupa dan alpa. Sabda Nabi s.a.w.: “Segala hak akan dibayar kepada empunya pada Hari Kiamat, sehinggakan akan dibalas untuk biri-biri yang bertanduk atas perbuatannya ke atas biri-biri yang tidak bertanduk” (Riwayat Muslim). Hadis ini menggambarkan betapa setiap yang dizalimi dan menzalimi walau sekecil mana pun akan diadili pada hari kiamat kelak.
Kadangkala kita kenal orang yang memangsakan kita. Namun tidak dapat kita mengelakkan kezalimannya disebabkan kuasa yang dimilikinya, atau keadaan yang berpihak kepadanya. Demikian kita lihat ada kerajaan pemerintah yang menzalimi rakyatnya. Ada majikan yang menzalimi pekerjanya. Ada ibu bapa yang menzalimi anaknya. Atau suami yang menzalimi isterinya. Si mangsa hanya mampu berdiam diri kerana bimbang kesan yang lebih yang buruk jika dia bertindak.. Bahkan sebahagian yang menzalimi itu dengan ruang kuasa yang ada merasakan itu adalah haknya untuk menindas rakyatnya atau menekan secara tidak adil ke atas pekerjaanya atau bersikap berat sebelah kepada anak dan isterinya. Dia tidak merasa berdosa, bahkan dengan ego mereka menepuk dada dan berkata “ini hak aku”. Namun Allah tidak akan lupa itu semua.

Bagitu juga mereka yang mempunyai saluran tertentu seperti wartawan atau penulis buku dan internet yang memuatkan kisah peribadi orang lain sehingga menderitakan si mangsa. Atau ahli politik yang menjadikan pentas politiknya untuk menuduh dan memalitkan keaiban kepada musuh-musuh politiknya. Tanpa memperdulikan maruah orang dan larangan Allah agar jangan diintip keaiban orang serta arahan Nabi s.a.w agar jangan didedahkan keaiban peribadi insan lain tanpa sebab-sebab yang dihalalkan syarak.

Mereka ini tidak merasa zalim dan berdosa. Jika ditanya, mereka menjawab: ini kerja aku sebagai wartawan atau penulis politik atau ahli politik. Bagi mereka seakan kerjaya mereka telah melangkaui batasan dan sempadan agama. Mereka seakan lupakan peringatan Nabi s.a.w.: “Sesiapa yang ada padanya kezaliman terhadap saudaranya (muslim yang lain); seperti terhadap maruah dan selainnya, mintalah halal pada hari ini sebelum tiba waktu yang tidak ada dinar dan dirham (Hari Kiamat). Sekiranya baginya amalan soleh maka akan diambil darinya dengan kadar kezalimannya. Jika tidak ada baginya kejahatan, maka akan diambil kejahatan orang yang dizalimi lalu ditanggung ke atasnya” (Riwayat al-Bukhari).

Satu lagi sikap sesetengah manusia adalah mereka sering lupa kezaliman terhadap orang lain dan hanya mengungkit kezaliman apabila ia terkena kepada diri mereka sahaja. Jika orang lain bertindak tidak adil terhadap mereka, mereka akan membantah lalu berkata kami dizalimi. Apabila mereka menzalimi orang lain, mereka akan berkata kami hanya menuntut hak.
Saya masih ingat dahulu apabila ada seorang pemimpin yang dituduh melakukan perbuatan seks yang sumbang maka para ustaz dan selain ustaz yang membelanya membacakan dalil-dalil al-Quran dan Sunnah yang melarang kita menuduh orang lain dengan tuduhan zina tanpa empat orang saksi. Lalu dibacalah firman Allah :(maksudnya) “Dan orang-orang yang melemparkan tuduhan (zina) kepada perempuan yang terpelihara kehormatannya, kemudian mereka tidak membawakan empat orang saksi, maka sebatlah mereka lapan puluh kali sebatan; dan janganlah kamu menerima persaksian mereka itu selama-lamanya; kerana mereka adalah orang-orang yang fasik” (Surah al-Nur ayat 4).

Lalu mereka menyatakan perbuatan menuduh tersebut adalah zalim lagi haram dan si penuduh menurut Islam hendaklah disebat lapan puluh rotan. Namun apabila para ustaz dan ‘pengikut para ustaz’ yang sama menuduh musuh-musuh politik mereka –sebelum dan selepas itu- dengan tuduhan skandal seks dan berbagai lagi, tidak pula mereka mendatangkan saksi seperti yang dituntut oleh syarak. Bahkan sebahagian ceramah-ceramah politik itu dihiasi dengan tuduh-menuduh yang amat berat di sisi syarak. Namun mereka ini jika ditanya akan menjawab: “ini politik syeikh! Anta mana faham”.

Saya menyatakan mungkin mereka lebih faham ‘politik ala mereka’, namun apa yang saya faham hukum-hakam Tuhan itu tidak pernah terbatas. Islam ini bukan sekular yang memisahkan agama dari politik. Jika anda bercakap tentang Islam dan politik, maka cara politik hendaklah mengikut Islam. Sebahagian perkataan-perkataan dalam ceramah itu bak kata al-Quran dalam Surah al-Nur ayat 15: (maksudnya) “ketika kamu menerima berita dusta itu dengan lidah kamu, dan memperkatakan dengan mulut kamu sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan mengenainya; dan kamu pula menyangka ianya perkara kecil, pada hal di sisi Allah adalah perkara yang besar dosanya”.

Demikian kita, kita hanya sedar kezaliman apabila ia terkena kepada kita, melupainya apabila terkena kepada orang lain. Saya masih ingat seorang yang berpakaian agama dalam negara ini yang mengkritik sikap sesetengah anak-anak muda yang kononnya tidak menerima pakai pendapat ‘tokoh-tokoh agama Nusantara’ dan beliau mensifatkan itu sebagai koboi dan biadap. Itu katanya tidak menghormati ulama.
Tetapi saya melihat beliau dan mereka ’sebaju’ dengan beliau dalam masa yang sama menghina, mengfitnah bahkan sehingga mengkafirkan tokoh-tokoh ulama umat Islam seperti Syeikhul Islam Ibn Taimiyyah, al-Hafiz Ibn Qayyim, al-Hafiz al-Zahabi, al-Imam Muhammad bin ‘Abdul Wahhab, Dr Yusuf al-Qaradawi dan lain-lain lagi, tidaklah pula mereka menganggap diri mereka zalim, koboi dan biadap terhadap para ulama. Mereka menghukum diri mereka tidak sama dengan hukuman mereka terhadap orang lain.

Inilah yang sering saya ulangi firman Allah s.w.t: dalam Surah al-Maidah: 8:(maksudnya) : Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu semua sentiasa menjadi orang-orang yang menegakkan keadilan kerana Allah, lagi menerangkan kebenaran; dan jangan sekali-kali kebencian kamu terhadap sesuatu kaum itu mendorong kamu kepada tidak melakukan keadilan. Hendaklah kamu berlaku adil (kepada sesiapa jua) kerana sikap adil itu lebih hampir kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dengan mendalam akan apa yang kamu lakukan”.

Islam ini adil untuk semua tanpa sempadan. Allah Tuhan Yang Maha anti kezaliman telah berfirman dalam hadis qudsi: “Wahai hamba-hambaKu! Aku telah haramku kezaliman untuk Aku lakukan dan Aku jadikan ianya haram di kalangan kamu, jangan kamu zalim menzalimi” (Riwayat Muslim). Kezaliman itu haram sekalipun terhadap orang yang pada zahirnya tidak berperwatakan baik dan sekalipun terhadap bukan muslim. Tidak dibolehkan oleh agama kita menuduh atau menzalimi seseorang hanya kerana dia tidak kuat beragama atau kerana dia bukan seorang muslim. Apatah lagi terhadap seorang soleh dan berakhlak baik dalam hidupnya.

Nabi s.a.w bersabda: “Takutlah kamu doa orang yang dizalimi, sesungguh antaranya dengan Allah tidak ada sebarang hijab (penghalang)” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat Ahmad “Takutlah kamu doa orang yang dizalimi, sekalipun dia seorang yang jahat. Kejahatannya bagi dirinya” (hadis ini dinilai hasan oleh al-Albani/ al-Sahihah: 767) dalam riwayat Ahmad yang lain: “Takutlah kamu doa orang yang dizalimi, sekalipun dia seorang yang kafir kerana ianya tidak ada hijab (penghalang untuk Allah menerimanya) . (hadis ini dinilai hasan oleh al-Albani/ al-Sahihah: 767).

Entah berapa ramai si zalim yang belum pun sempat datang Hari Akhirat telah pun merasai padah kezaliman di atas muka bumi ini hasil dari doa mangsanya. Kadang-kala si zalim bergelak seketika atau beberapa lama, namun masa pembalasannya akan tiba. Sehingga dek terlupa perbuatan zalimnya, apabila tiba saat pembalasan Tuhan di bumi ini ke atasnya dia tertanya-tanya: “mengapa aku jadi begini?”, atau “mengapakah Tuhan melakukan padaku begini?”
Dia terlupa kezalimannya, sedang si mangsa dan Tuhan tidak lupa perbuatannya. Dalam hadis yang lain, Nabi s.a.w bersabda: “Takut kamu doa orang yang dizalimi kerana ianya dibawa atas lindungan awan dan Allah Yang Maha Tinggi berfirman: “Demi kemuliaan dan keagunganKu, akan Aku menangkan engkau walaupun selepas beberapa lama” (Riwayat al-Bukhari dalam al-Tarikh al-Kabir, dinilai hasan/ al-Sahihah:870) . Ketika si zalim tidur lena di katilnya, si mangsa mendongak ke langit menyeru Tuhannya. Justeru itu, janganlah hampa sesiapa yang dizalimi dan takutlah kita doa orang yang kena zalim!

Salam islam
B.a.B.A.N.a.E.L.a.H A.L F.a.R.a.F.i .S.h.A.h.&.N.a.I.L.u.l A.m.A.n.I